Text

Profil klinis dan pemeriksaan penunjang pada penyakit kawasaki = Clinical and Supportive Examination Profiles of Kawasaki Disease

Latar belakang: Penyakit Kawasaki (PK) merupakan vaskulitis akut sistemik yang belum diketahui penyebabnya dan mempunyai predileksi pada arteri koroner terutama bayi dan anak balita. Sebanyak 20-40% kasus PK yang tidak diobati akan mengalami kelainan arteri koroner. Masalah PK di Indonesia saat ini adalah masih banyak kasus yang underdiagnosis dan terlambat didiagnosis, serta beberapa kasus overdiagnosis. Sejauh ini belum ada publikasi penelitian tentang PK di Indonesia. Tujuan: Mengetahui profil klinis dan pemeriksaan penunjang PK pada anak di Indonesia. Metode: Penelitian deskriptif potong lintang. Data diperoleh dari rekam medis pasien anak 0-18 tahun dengan diagnosis PK selama periode 1 Agustus 2011 hingga 31 Juli 2012 di 3 rumah sakit di Jakarta dan Tangerang. Hasil: Terdapat 66 subjek yang sesuai dengan diagnosis PK. Sebanyak 77% subjek berusia balita dengan usia tersering 1-2 tahun. Proporsi anak lelaki lebih tinggi dibandingkan perempuan dengan perbandingan 2:1. Seluruh subjek mengalami demam dengan gambaran klinis paling sering adalah perubahan pada bibir dan rongga mulut seperti eritema, bibir pecah-pecah, lidah stroberi, dan eritema difus mukosa orofaring (100%), ruam polimorfik (89%), dan injeksi konjungtiva tanpa eksudat (88%). Gambaran klinis paling jarang adalah limfadenopati servikal unilateral (53%). Anemia dan leukositosis sering terjadi pada fase akut, sedangkan trombositosis mulai terjadi pada minggu kedua. Peningkatan LED dan CRP terjadi pada fase akut, namun pada 15% subjek peningkatan LED tidak disertai oleh peningkatan CRP atau sebaliknya. Hipoalbuminemia terjadi pada 70% subjek. Gambaran infiltrat pada foto toraks didapatkan pada 71% subjek. Aneurisma arteri koroner pada ekokardiografi saat awal diagnosis didapatkan pada 30% subjek. Sebagian besar merupakan aneurisma kecil, 3% aneurisma sedang, dan 1% aneurisma raksasa. Simpulan: Gambaran klinis paling sering selain demam adalah perubahan pada bibir dan rongga mulut, ruam polimorfik, dan injeksi konjungtiva tanpa eksudat, sedangkan yang paling jarang adalah limfadenopati servikal unilateral. Pemeriksaan LED dan CRP sebaiknya dilakukan bersamaan untuk mendukung diagnosis. Hipoalbuminemia dan gambaran infiltrat pada foto toraks mungkin dapat dipertimbangkan sebagai alat bantu diagnosis PK pada anak di Indonesia, namun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.
Kata kunci: penyakit Kawasaki, anak, Indonesia


Background: Kawasaki disease (KD) is an acute systemic vasculitis with unknown cause. The main predilections are the coronary arteries, especially in infants and children under five. As many as 20-40% of untreated KD will develop coronary problems. Currently, many of the KD cases in Indonesia are still under- or late diagnosed, and some cases are even overdiagnosed. However, there has not been any research publication on KD in Indonesia. Objective: To describe the clinical and supportive examination profiles of KD in Indonesian children. Method: A cross-sectional observational study of children under 18 years old with KD diagnosed within August 1 st 2011 and July 31 viii st 2012 was performed. Data were obtained from the medical records of patients from 3 hospitals in Jakarta and Tangerang. Results: Of 66 subjects diagnosed of KD, 77% subjects were children aged 1-2 years old, with male and female ratio was 2:1. All subjects had fever with common clinical profiles were: changes in lips and oral cavity such as erythema, lips cracking, strawberry tongue and diffuse erythema of oropharyngeal mocosae; polymorphic rashes; and non-exudative conjunctival injection (100%, 89%, and 88%, respectively). Unilateral cervical lymphadenopathy was seen in 53% subjects. Anemia and leukocytosis were frequently seen in acute phase, while thrombocytosis developed during the second week. The ESR and CRP also increased during acute phase. However, in 15% subjects with increased ESR, the CRP remained normal, and vice versa. Hypoalbuminemia occured in 70% subjects, and infiltrate on chest xray appeared in 71% subjects. The incidence of coronary artery aneurysm at initial echocardiography was 30%, with small aneurysm were predominant, 3% considered moderate, and 1% was categorized as giant aneurysm. Conclusion: Changes in lips and oral cavity, polymorphic rashes, and non-exudative conjunctival injection are the most common clinical profiles, besides fever. Unilateral cervical lympadenopathy is the least frequent manifestation. The ESR and CRP examinations should be done to support the diagnosis of KD. Hypoalbuminemia and infiltrate findings on chest xrays might be considered as an aid in diagnosing KD in Indonesian children. However, further study is needed for validation.
Keywords: Kawasaki disease, children, Indonesia

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2013
Pengarang

Sita Ariyani - Nama Orang
Najib Advani - Nama Orang
Dwi Putro Widodo - Nama Orang

No. Panggil
T13039fk
Penerbit
Jakarta : Program Megister Ilmu Biomedik.,
Deskripsi Fisik
xiv, 51 hlm. ; 30 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
T13039fkT13039fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Profil klinis dan pemeriksaan penunjang pada penyakit kawasaki = Clinical and Supportive Examination Profiles of Kawasaki Disease

Related Collection